Hell Yeah Pointer 6

Selasa, 29 Januari 2019

tugas gambar

Tugas sudah di selesaikam oleh : Bambang wahyudi
my blog                                      :budakmenteh.blogspot.com





"tips menggambar mudah untuk anak-anak"


sekian video cara menggambar kumbang untuk anak-anak.semoga bermanfaat
"terima kasih"

Selasa, 22 Januari 2019

cara melipat baju dengan benar


selamat pagi semua teman-teman,
kembali lagi bersama saya bang yudi,di sini saya akan mengajarkan anda bagaimana cara saya melipat baju dengan cepat dan benar ,berikut videonya di bawah ini :


wow... keren kan!,dari video di atas anda bisa peraktekkan di rumah,semoga bermanfaat ya..

Limbah yang berguna

  Selamat pagi & salam sejahtera ,
Hai semua para pencinta dunia internet ,bagi teman - teman yang hobby berkreatif :
di sini kita akan mengubah barang bekas  menjadi barang  yang bisa di gunakan kembali ,salah satu contohnya botol minuman akan kita ubah menjadi bunga pelastik hiasan .Berikut penjelasannya dari duplikat video di bawah .




 

 " oke ,dari sekian video saya ,semoga bermanfaat bagi anda"
Terima kasih.

Selasa, 15 Januari 2019

  SEJARAH PULAU PENYENGAT


 Pulau Penyengat (atau Pulau Penyengat Inderasakti dalam sebutan sumber-sumber sejarah) adalah sebuah pulau kecil di Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau, yang berjarak kurang lebih 2 km dari pusat kota. Pulau ini berukuran panjang 2.000 meter dan lebar 850 meter, berjarak lebih kurang 35 km dari Pulau Batam. Pulau ini dapat ditempuh dari pusat Kota Tanjung Pinang dengan menggunakan perahu bermotor atau lebih dikenal pompong yang memerlukan waktu tempuh kurang lebih 15 menit.[1]
Pulau Penyengat merupakan salah satu objek wisata di Kepulauan Riau. Di pulau ini terdapat berbagai peninggalan bersejarah yang di antaranya adalah Masjid Raya Sultan Riau yang terbuat dari putih telur, makam-makam para raja, makam dari pahlawan nasional Raja Ali Haji, kompleks Istana Kantor dan benteng pertahanan di Bukit Kursi. Sejak tanggal 19 Oktober 1995, Pulau penyengat dan kompleks istana di Pulau Penyengat telah dicalonkan ke UNESCO untuk dijadikan salah satu Situs Warisan Dunia.


Menurut cerita, pulau mungil di muara Sungai Riau, Pulau Bintan ini sudah lama dikenal oleh para pelaut sejak berabad-abad yang lalu karena menjadi tempat persinggahan untuk mengambil air tawar yang cukup banyak tersedia di pulau ini. Belum terdapat catatan tertulis tentang asal mula nama pulau ini. Namun, dari cerita rakyat setempat, nama ini berasal dari nama hewan sebangsa serangga yang mempunyai sengat. Menurut cerita tersebut, ada para pelaut yang melanggar pantang-larang ketika mengambil air, maka mereka diserang oleh ratusan serangga berbisa. Binatang ini yang kemudian dipanggil Penyengat dan pulau tersebut dipanggil dengan Pulau Penyengat. Sementara orang-orang Belanda menyebut pulau tersebut dengan nama Pulau Mars.[1][3]
Tatkala pusat pemerintahan Kerajaan Riau bertempat di pulau itu ditambah menjadi Pulau Penyengat Inderasakti. Pada 1803, Pulau Penyengat telah dibangun dari sebuah pusat pertahanan menjadi negeri dan kemudian berkedudukan Yang Dipertuan Muda Kerajaan Riau-Lingga sementara Sultan berkediaman resmi di Daik-Lingga. Pada tahun 1900, Sultan Riau-Lingga pindah ke Pulau Penyengat. Sejak itu lengkaplah peran Pulau Penyengat sebagai pusat pemerintahan, adat istiadat, agama Islam dan kebudayaan Melayu.[3]
1. Teknik Budidaya Tanaman Sagu
  1. Nama Lain dari Tanaman Sagu

Sagu (Metroxylon sp.) di duga berasal dari Maluku dan Irian. Hingga saat ini belum ada data yangmengungkapkan sejak kapan awal mula sagu ini dikenal. Di wilayah Indonesia bagian Timur, sagu sejak lama dipergunakan sebagai makanan pokok oleh sebagian penduduknya terutama di Maluku dan Irian Jaya. Teknologi eksploitasi, budidaya dan pengolahan tanaman sagu yang paling maju saat ini adalah di Malaysia.
 
Tanaman Sagu dikenal dengan nama Kirai di Jawa Barat, bulung, kresula, bulu, rembulung, atau resula di Jawa Tengah; lapia atau napia di Ambon; tumba di Gorontalo; Pogalu atau tabaro di Toraja; rambiam atau rabi di kepulauan Aru.Tanaman sagu masuk dalam Ordo Spadicflorae, Famili Palmae. Di kawasanIndo Pasifik terdapat 5 marga (genus) Palmae yang zat tepungnya telah dimanfaatkan, yaituMetroxylon, Arenga, Corypha, Euqeissona, dan Caryota.Genus yang banyak dikenal adalah Metroxylon dan Arenga, karena kandungan acinya cukup tinggi.